Profil Desa Kemantran
Ketahui informasi secara rinci Desa Kemantran mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kemantran, pusat pemerintahan dan perekonomian Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Dikenal dengan sejarah pabrik gula, pasar tradisional yang ramai, dan inovasi UMKM. Desa strategis dengan potensi ekonomi dan sosial yang terus berkembang di jalur Pant
-
Pusat Administratif dan Ekonomi
Desa Kemantran merupakan ibu kota Kecamatan Kramat, menjadi pusat kegiatan pemerintahan, layanan publik, dan aktivitas ekonomi utama yang ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang vital
-
Jejak Sejarah Industri
Wilayah ini memiliki warisan sejarah industri gula yang signifikan dari era kolonial, dengan sisa-sisa Pabrik Gula Kemantran yang kini menjadi bagian dari infrastruktur modern
-
Inovasi dan Potensi Lokal
Masyarakatnya menunjukkan kemampuan adaptasi ekonomi melalui pengembangan UMKM, seperti inovasi produk minuman "Sari Belimbing Wuluh", yang menandakan potensi kreativitas lokal di luar sektor perdagangan tradisional

Desa Kemantran merupakan sebuah wilayah yang memegang peranan krusial sebagai pusat pemerintahan dan episentrum ekonomi di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Berada di lokasi yang strategis, desa ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang sejak era kolonial, tetapi juga terus berdenyut sebagai kawasan dinamis yang menopang kehidupan masyarakat sekitarnya. Dengan warisan masa lalu yang kuat dan potensi masa depan yang cerah, Kemantran menampilkan wajah sebuah desa yang bertransformasi, memadukan fungsi administratif dengan geliat ekonomi kerakyatan yang tangguh.
Keberadaannya sebagai ibu kota kecamatan menjadikan Kemantran sebagai titik sentral berbagai aktivitas penting. Kantor Kecamatan Kramat, bersama dengan berbagai fasilitas layanan publik lainnya, berdiri di sini. Hal ini menjadikan lalu lintas manusia dan barang terpusat di wilayah ini, menciptakan sebuah ekosistem yang hidup dan tidak pernah sepi. Jejak sejarah dari bekas Pabrik Gula Kemantran memberikan karakter unik pada tata ruang dan memori kolektif warganya, sementara pasar tradisionalnya yang ramai menegaskan statusnya sebagai urat nadi perekonomian lokal. Desa ini ialah cerminan dari sebuah kawasan yang berhasil menjalankan fungsi ganda, yakni sebagai pusat pelayanan birokrasi sekaligus motor penggerak ekonomi di tingkat lokal.
Sejarah: Dari Mbah Mantra hingga Jejak Pabrik Gula
Sejarah Desa Kemantran berakar dari narasi tradisional yang menyebutkan nama seorang tokoh bernama Mbah Mantra sebagai pendiri wilayah ini. Dipercaya bahwa Mbah Mantra membuka lahan dan mendirikan pemukiman pertama pasca-pergolakan Perang Diponegoro, atau sekitar dekade 1850-an. Penamaan "Kemantran" diyakini berasal dari nama tokoh tersebut, sebagai bentuk penghormatan atas jasanya. Keberhasilannya dalam membangun komunitas yang makmur pada masa itu menjadi sebuah kisah epik yang terus dituturkan dari generasi ke generasi di kalangan masyarakat setempat.
Memasuki era pemerintahan Hindia Belanda, wajah Kemantran mengalami perubahan signifikan dengan didirikannya Pabrik Gula (Suikerfabriek) Kemantran pada tahun 1868. Kehadiran pabrik ini mengubah lanskap sosial dan ekonomi desa secara drastis. Kemantran bertransformasi menjadi sebuah pusat industri yang penting di wilayah Tegal, menarik banyak pekerja dan memicu pertumbuhan ekonomi. Namun era kejayaan industri gula ini berakhir tragis pada tahun 1942 ketika pabrik tersebut dihancurkan pada masa pendudukan Jepang. Meskipun bangunan utama pabrik sudah tidak berbekas, jejak-jejaknya masih dapat ditemukan hingga kini. Beberapa bangunan kuno bergaya Belanda dan sisa-sisa tembok pabrik yang telah menyatu dengan kompleks Kantor Kecamatan Kramat serta SMP Negeri 2 Kramat menjadi penanda bisu dari masa lalu industri yang pernah berjaya di desa ini.
Geografi dan Demografi: Lokasi Strategis di Jantung Kramat
Secara geografis, Desa Kemantran menempati posisi yang sangat strategis di pusat Kecamatan Kramat. Lokasinya yang mudah diakses dari berbagai penjuru menjadikannya sebagai hub alami bagi desa-desa di sekitarnya. Berdasarkan data resmi pemerintah desa, luas wilayah Desa Kemantran yaitu 70,873 hektar. Wilayahnya relatif datar, menunjang pengembangan pemukiman dan aktivitas perdagangan.
Batas-batas administratif Desa Kemantran secara jelas memisahkannya dengan desa tetangga. Di sebelah utara, Kemantran berbatasan langsung dengan Desa Babakan. Di sisi selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Bumiharja. Batas sebelah timur yaitu Desa Kertaharja, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jatilawang. Posisi ini menempatkan Kemantran di persimpangan yang ramai, memperkuat perannya sebagai pusat interaksi sosial dan ekonomi di kecamatan tersebut.
Dari sisi kependudukan, menurut data tahun 2020, jumlah penduduk Desa Kemantran tercatat sebanyak 4.190 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 59 jiwa per hektar. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup ideal untuk sebuah desa yang berfungsi sebagai pusat kecamatan, tidak terlalu padat namun cukup dinamis untuk mendukung roda perekonomian. Komposisi penduduknya pun terbilang majemuk, diwarnai oleh kehadiran para pendatang dari berbagai daerah seperti Batak, Sunda dan Solo, yang berbaur dengan penduduk asli dan menciptakan lingkungan sosial yang beragam.
Pemerintahan Desa yang Aktif dan Melayani
Roda pemerintahan di Desa Kemantran berjalan secara aktif dan terstruktur untuk melayani kebutuhan masyarakat. Pemerintah Desa, yang terdiri atas Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya seperti sekretaris desa, kepala urusan, dan kepala seksi, berkantor di balai desa yang menjadi pusat administrasi. Keaktifan pemerintah desa ini tecermin melalui pengelolaan situs web resmi desa, kemantran.id, yang secara berkala menyajikan informasi terkini mengenai kegiatan desa, program bantuan, dan transparansi anggaran.
Salah satu bukti nyata dari berjalannya fungsi pelayanan yaitu penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran. Kegiatan yang didokumentasikan pada pertengahan tahun 2024 ini menunjukkan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pendamping desa, serta aparat keamanan setempat. Pemerintah desa juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima di luar jam kerja bagi warga yang memiliki kebutuhan mendesak, menunjukkan dedikasi aparat dalam menjalankan tugasnya. Dengan visi "Bekerja keras menuju desa yang Agamis, Mandiri dan Berkepribadian", pemerintah desa terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan melalui pembangunan yang partisipatif.
Potensi Ekonomi: Denyut Pasar Tradisional dan Inovasi Lokal
Kekuatan ekonomi utama Desa Kemantran terletak pada sektor perdagangan, yang berpusat di Pasar Tradisional Kemantran. Pasar ini merupakan salah satu pasar terbesar dan teramai di wilayah sekitarnya, menjadi tujuan bagi para pedagang dan pembeli dari desa-desa tetangga. Setiap hari, pasar ini menjadi arena transaksi berbagai komoditas, mulai dari hasil bumi, kebutuhan pokok, hingga sandang. Keberadaan pasar ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga lokal sebagai pedagang, tetapi juga menggerakkan sektor-sektor informal lainnya seperti jasa transportasi dan kuliner di sekitarnya. Mayoritas penduduk Kemantran menggantungkan hidupnya pada aktivitas perdagangan, baik skala kecil maupun menengah.
Di luar sektor perdagangan, Kemantran juga menunjukkan adanya potensi industri kecil dan menengah (IKM) serta inovasi produk lokal. Salah satu contoh kreativitas yang muncul dari masyarakat, khususnya melalui program pemberdayaan mahasiswa, ialah pengembangan produk minuman "Sari Belimbing Wuluh". Inovasi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan buah belimbing wuluh yang melimpah di pekarangan warga namun seringkali tidak termanfaatkan secara ekonomis. Produk minuman ini diolah menjadi produk bernilai jual, menunjukkan adanya potensi pengembangan UMKM berbasis sumber daya lokal. Selain itu, sebagai bagian dari Kabupaten Tegal yang dikenal sebagai salah satu sentra industri shuttlecock, banyak warga Kemantran yang turut terlibat dalam rantai produksi industri ini, baik sebagai pengrajin rumahan maupun pekerja di unit usaha yang lebih besar, yang menyumbang pada pendapatan keluarga.
Dinamika Sosial dan Pengembangan Ruang Publik
Kehidupan sosial di Desa Kemantran ditandai oleh masyarakatnya yang majemuk dan terbuka. Kehadiran para pendatang yang telah lama menetap dan berbaur dengan penduduk asli menciptakan sebuah komunitas yang heterogen namun tetap rukun. Interaksi sosial ini diperkuat oleh adanya ruang-ruang publik yang dimanfaatkan bersama oleh warga untuk berbagai kegiatan. Salah satu fasilitas publik yang vital yaitu lapangan sepak bola standar yang terletak di depan kantor kepala desa. Lapangan ini tidak hanya digunakan untuk pertandingan olahraga antar desa, tetapi juga menjadi lokasi upacara peringatan hari kemerdekaan, pasar malam, hingga acara hiburan rakyat.
Sebuah inisiatif menarik yang menunjukkan dinamika sosial dan kreativitas warga yaitu transformasi sebuah lahan pekarangan bambu yang sebelumnya tidak terurus dan dikenal angker menjadi sebuah destinasi wisata lokal. Setiap hari Minggu, area ini disulap menjadi sentra kegiatan warga, menarik pengunjung dengan tiket masuk yang sangat terjangkau. Tempat ini sering dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan komunitas seperti senam bersama, perayaan ulang tahun, atau sekadar tempat berkumpul keluarga. Inovasi pemanfaatan ruang publik ini menjadi bukti kemampuan masyarakat Kemantran dalam menciptakan nilai tambah dari aset yang ada, mengubah citra suatu tempat dari negatif menjadi positif, sekaligus mempererat ikatan sosial di antara warga.